Kembali lagi bersama saya di blog tetamatika, tetamatika memberikan berbagai administrasi guru, materi ajar, media pembelajaran yang berkaitan dengan pelajaran matematika. Kali ini saya akan membahas pendekaan pembelajaran saintifik.
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.
Kurikulum 2013 mengembangkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. (Permendikbud Nomor 54/2013) Bagaimana Kurikulum 2013 memfasilitasi peserta didik memperoleh nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang?, bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan?
2. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Implementasi kurikulum 2013 menuntut penerapan pembelajaran berbasis kreatifitas. Pendekatan pembelajaran berbasis kreatifitas dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran saintifik (5M) secara konsisten. Proses pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berpendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut:
a. Mengamati, yaitu kegiatan siswa untuk mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu alternatif. Kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
b. Menanya, yaitu kegiatan siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
c. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa untuk mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
d. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
e. Mengkomunikasikan yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatanmengkomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.
f. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: siswa menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.
Tabel 1 memperlihatkan kaitan antara langkah pembelajaran saintifik dengan berbagai deskripsi kegiatan belajar serta kompetensi dalam bentuk hasil belajar.
Tabel 1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Dan Hasilnya
Langkah Pembelajaran
|
Deskripsi Kegiatan
|
Bentuk Hasil Belajar
|
Mengamati (observing)
|
Mengamati dengan indra (membaca,
mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa
alat
|
Perhatian pada waktu mengamati suatu
objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat
tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on
task) yang digunakan untuk mengamati.
Kompetensi
utama:
mengidentifikasi masalah
|
Menanya (questioning)
|
Membuat dan mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi
tentang informasi yang belum dipahami,
informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.
|
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan
yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan
hipotetik)
Kompetensi
utama:
merumuskan masalah, menentukan hipotesis
|
Mengumpulkan informasi/
mencoba (experimenting)
|
Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,
mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks, mengumpul-kan data dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/
mengembangkan
|
Jumlah dan kualitas sumber yang
dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Kompetensi
utama:
menguji hipotesis
|
Menalar/
Meng asosiasi (associating)
|
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
|
Mengembangkan interpretasi, argumentasi
dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, atau
lebih dari dua fakta/konsep/teori.
Mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis
fakta-fakta/konsep/teori/pendapat.
Mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan
fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan.
Mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari
berbagai jenis sumber.
Kompetensi
utama: menganalisis,
membuktikan hipotesis.
|
Mengomunikasi kan (communicating)
|
menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
|
Menyajikan hasil kajian (dari
mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik,
multi media dan lain-lain
Kompetensi
utama:
memformulasikan dan mempertanggung jawabkan pembuktian hipotesis.
|
3. Peran Guru Dengan Pendekatan Saintifik
Dalam implementasi kurikulum 2013, guru tidak hanya sekedar membiarkan peserta didik memperoleh/mengkonstruk pengetahuan sendiri, namun guru memberi setiap bantuan yang diperlukan oleh peserta didik, seperti : bertindak sebagai fasilitator, mengatur/ mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar, memberi umpan balik, memberikan penjelasan, memberi konfirmasi, dan lain-lain.
Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada implementasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1. Tahap mengamati:
Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
2. Tahap Menanya:
Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
3. Tahap Mencoba/mengumpulkan data (informasi):
Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
4. Tahap Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi):
Membantu peserta didik mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan.
5. Tahap Mengkomunikasikan:
Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.
6. Tahap Mencipta:
Memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.
4. Bentuk Keterlibatan Peserta Didik Dalam Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
Metode mengamati / observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya, proses mengamati memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Namun metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik karena peserta didik yang terlibat dalam proses mengamati akan dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
5. Kriteria Pertanyaan Yang Baik
Menanya merupakan aktivitas / kegiatan bertanya yang berbentuk kalimat tanya merupakan kalimat yang mengandung makna sebuah pertanyaan. Arti Kalimat tanya adalah kalimat yang berisi pertanyaan / pernyataan kepada pihak lain yang bertujuan untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri norma hukum? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri norma hukum!
Fungsi dari Bertanya, diantaranya :
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topikpembelajaran.
b. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
e. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
f. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
i. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
6. Contoh Perancangan Pembelajaran Saintifik
Agar memudahkan langkah pemaduan/pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaksis (langkah kerja) model pembelajaran tersebut, dilakukan sebagai berikut:
a. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus dan buku teks siswa terkait.
b. Rumuskan IPK dari KD3 dan dari KD4 sesuai dengan dimensi proses atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan yang terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator.
c. Petakan pemilihan model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran.
d. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran.
e. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-langkah (sintaksis) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan langkah pendekatan saintifik (5M) sampai mencapai IPK.
Tabel 2 Penentuan Model Pembelajaran Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Bubut ; Kelas XI
No.
|
Kompetensi
|
Analisis dan Rekomendasi *)
|
Kriteria dan Model Pembelajaran
|
1.
|
KD 3.1
Mengidentifi-kasi mesin
bubut
|
KD
3.1
“Mengidentifikasi” merupakan
gradasi C1 belum terkait dengan KI-3 yaitu C2 (memahami) sampai C4
(menganalisis), sedangkan tingkat pengetahuan “mesin bubut” merupakan
pengetahuan faktual, belum utuh terkait KI-3 yaitu sampai metakognitif
Rekomendasi: Kemampuan KD-3.1 dan 3.2
diperbaiki pada perumusan IPK dan Tujuan pembelajaran. Demikian juga gradasi
pengetahuan ditingkatkan minimal
sampai prosedural di RPP.
KD
4.1dan KD 4.2 “Menggunakan” mesin.../alat
... merupakan keterampilan konkrit gradasi manipulasi (P2 Dave), belum terkait dengan tuntutan KI-4 yaitu mengolah, menalar, dan
menyaji (P3-P5 abstrak Dyers), padanannya sampai artikulasi (P4 konkrit Dave)
Rekomendasi: Belum ada KD-4 abstrak
sampai gradasi menyaji (P5) dan belum ada KD-4 konkrit sampai tingkat
artikulasi (P4). Jadi di tingkatkan pada IPK dan Tujuan pembelajaran untuk
RPP
Pasangan KD-3.1 (C1),
KD-4.1 (P2 konkrit); jadi KD-3.1 belum memenuhi linearitas tingkatan KD-4.1.
Rekomendasi perlu ditingkatkan pada
IPK dan Tujuan Pembelajaran pada RPP
|
Berdasarkan
analisis dan rekomendasi maka:
a. KD-3.1 ditingkatkan
taksonominya sampai memahami (C2), dan materi pengetahuan pada tingkat
konseptual dan atau prosedural
b. KD 4.1 ditingkatkan gradasi
keterampilan konkritnya pada taksonomi presisi, sehingga setara dengan
mengolah dan atau menalar
c.
Pernyataan
KD-3.1 dan KD 4.1 mengarah pada pencarian atau membuktikan teori
Jadi
untuk pembelajaran dipilih Model Pembelajaran
Inquiri Terbimbing
|
KD 4.1
Mengguna-kan mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan
|
|||
Dst …….
|
0 Komentar untuk "PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK"