Kembali lagi bersama saya di blog tetamatika, tetamatika memberikan berbagai administrasi guru, materi ajar, media pembelajaran yang berkaitan dengan pelajaran matematika. Kali ini saya akan sedikit membahas tentang pendekatan konvensional.
Pada umumnya gambaran suatu kelas dalam pembelajaran matematika secara konvensional adalah guru berdiri di depan kelas, berusaha memberikan pengetahuan kepada siswa dengan ceramah atau ekspositori. Jadi kegiatan utama guru adalah menerangkan dan siswa memperhatikan.
Mengajar adalah proses menyampaikan berbagai informasi atau pengalaman dari seorang (guru) kepada pihak lain (siswa). Mengajar seperti pandangan Rusyana masih bersifat konvensional. Dalam prakteknya tujuan mengajar hanya untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja dan selama proses pembelajaran berlangsung guru merupakan pusatnya atau dengan kata lain proses pembelajaran berpusat pada guru. Di samping itu pembelajaran seperti umumnya materi pelajaran diserap melalui hafalan dan bukan berdasarkan proses mental dan emosional yang diperoleh dari pengalaman. Sejalan dengan itu, Marpaung (Septiana, 2009: 27) mengatakan pembelajaran konvensional umumnya guru beranggapan bahwa tugasnya adalah menyelesaikan atau mentransfer pengetahuan seperti yang terdapat dalam kurikulum, tanpa adanya usaha atau upaya untuk menolong siswa agar memahami dan mengerti materi yang diajarkan.
Dengan demikian pembelajaran konvensional atau pembelajaran biasa yang selama ini terjadi pada umumnya dilakukan secara klasikal, dan guru masih sangat mendominasi kelas. Guru menyampaikan sejumlah informasi kepada siswa dan komunikasi umumnya terjadi searah dari guru ke murid, guru memberi contoh soal dan menyelesaikannya, penurunan atau pembuktian rumus. Siswa hanya mencatat dan kadang-kadang sedikit disertai tanya jawab untuk menanyakan materi mana yang belum dikuasai oleh siswa kemudian memberikan soal-soal latihan untuk diselesaikan oleh siswa baik di buku maupun di papan tulis secara bergantian yang dikehedaki atau yang ditunjuk oleh guru. Peran guru umumnya adalah menerangkan atau menjelaskan, memberikan dan menyelesaikan soal, sedangkan siswa hanya mendengarkan, menulis atau mencatat apa yang ditulis di papan tulis.
Melihat dari kegiatan guru dan murid serta ciri-ciri dalam proses pembelajaran di atas, maka pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang biasa dilakukan guru sehari-hari dalam prakteknya selama ini. Umumnya dalam kegiatan proses pembelajaran seperti tersebut di atas, guru banyak menggunakan metode ceramah, dengan harapan agar semua materi mudah disampaikan semua kepada muridnya sesuai dengan yang terdapat dalam kurikulum.
Dari keseluruhan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pembelajaran konvensional adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang didalamnya aktivitas guru mendominasi suasana kelas, dimana guru sebagai pusat informasi dan disini siswa pasif hanya menerima apa-apa saja yang disampaikan oleh guru.
Meskipun pembelajaran konvensional atau pembelajaran biasa juga disebut pembelajaran yang masih bersifattradisional, hal ini bukan berarti pembelajaran biasa yang menggunakan metode biasa tersebut jelek atau tidak baik, hanya saja menurut Sriono (Hasanah, 2010: 20) metode ini lebih baik digunakan apabila antara lain:
a. Guru hendak menyampaikan pendapat dan pengetahuan yang tidak ada pada bahan bacaan, maka guru harus menerangkan sendiri.
b. Guru hendak merangsang siswa untuk tugas-tugas yang akan dikerjakan.
c. Guru hendak menyimpulkan hal-hal penting yang telah diajarkan sehingga tampak jelas hubungan antara pokok yang satu dengan yang lain.
d. Jika jumlah siswa sangat banyak sehingga tidak mungkin guru menggunakan metode yang lain.
Model pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Sriyono (Hasanah, 2010: 20) menyebutkan bahwa tidak sedikit keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan metode ceramah ini, diantaranya :
a. Efisiensi waktu dan tenaga.
b. Mudah dilaksanakan dan pengaturan kelas tidak sulit.
c. Guru dapat menyampaikan pengalaman dan pengetahuan secara maksimal tanpa melupakan tujuan utamanya (mengajar).
d. Dapat mencakup jumlah murid yang besar dengan materi yang luas bila perlu Guru dapat menguasai kelas dengan mudah bila penyajian metodenya baik dan menarik.
e. Meningkatkan status guru kalau ia tidak dapat memberikan pandangan yang luas.
f. Bila guru memiliki kepribadian yang hebat, maka metode ini menggugah semangat siswa untuk terus maju, berkembang dan meningkat.
g. Melatih murid memusatkan perhatian, terampil menyeleksi, mencatat mengkritik sesuatu dengan bijaksana.
Dibalik keuntungan itu, juga didapatkan kerugian-kerugian, diantaranya :
a. Menahan pelajar dalam keadaan pasif.
b. Tidak memperlacar pelajar memecahkan masalah.
c. Hamper tidak kemungkinan bagi guru untuk memeriksa kemampuan belajar anak.
d. Sangat memerlukan kemampuan berceramah.
e. Cenderung proses satu arah.
f. Sulit mengukur belajar anak.
0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Pendekatan Konvensional"